Monday, October 5, 2015

Para Jomblo Keren

Saya baru tersadar satu hal ketika saya bersepeda kemarin sore. Beberapa tenda aneka warna berdiri dengan cantiknya di jalan-jalan. Tidak lupa tulisan, "Dilarang masuk kecuali undangan."
Yak! Ini musim menikah! Musim yang diprediksi akan hadir setelah lebaran haji atau Idul Adha. Ada pula yang bilang lebaran "mbek". Musim ini jauh lebih pasti dibanding musim hujan, musim duren, musim rambutan, atau musim buah lainnya. Pada musim ini, banyak yang berbahagia, ada pula yang biasa saja atau justru memelas. Kalau saya, masuk golongan mana? Saya bisa masuk golongan yang ikut berbahagia, bisa juga biasa saja, atau memelas. Ikut berbahagia ketika ada teman saya yang ikut menikah pada musim itu. Biasa saja karena saya tidak merasa dirugikan atau diuntungkan. Kalau memelas, nah ini kayaknya nggak deh. Setidaknya saya berharap semoga pada musim apapun saya akan selalu dalam keadaan bersyukur. Aamiin

Kali ini sungguh saya bukan akan membahas tentang musim fenomenal yang satu ini. Ide ini juga tiba-tiba muncul ketika saya bersepeda kemarin. Sungguh, berolah raga membuat pikiran semakin cemerlang. Sebagai seorang jomblo berpengalaman, tentunya saya juga punya beberapa teman yang tidak kalah jomblonya dengan saya eh, salah. Tidak kalah berpengalaman sebagai jomblo dengan saya. Mereka ini adalah para jomblo keren atau high quality jomblo. Ini adalah spesies manusia yang saya rasa sungguh klop dengan saya. Terutama untuk urusan jalan-jalan.

Saya punya seorang teman yang saya kenal karena dulu kami pernah jualan jus di hari Ahad pagi. Tentu sekarang tidak lagi, karena bertahun lalu, kami disibukkan dengan urusan kuliah dan hal lain. Skip skip...
Teman saya ini, super banget menurut saya. Pada masa krisis seperti sekarang, she decided to resign from her job. Iya, berhenti bekerja dan merencanakan sebuah apotek kecil miliknya sendiri dengan keahliannya. Saya sungguh terpana ketika suatu malam kami saling berkirim teks. Baginya, kemandirian bukan sekedar lipservice.

Jomblo kedua yang juga keren menurut saya adalah seorang teman, kakak kelas sebenarnya. Satu tingkat di atas saya. Mbak ini mampu menjawab banyak sekali pertanyaan saya atau siapapun yang bertanya padanya. Mbak ini dengan gagah berani membuka sebuah bimbingan belajar kecil di rumahnya bersama tiga orang temannya. Selain itu, mbak ini juga membuat sebuah event organizer. Kadang entah karena alasan apa, saya sungguh terpesona dengan kemampuannya mendengar (membaca karena sekarang kami lebih banyak berkirim teks) permasalahan orang lain dan memberikan berbagai solusi menyegarkan.

Jomblo lainnya yang tidak kalah keren, yaitu kakak saya sendiri. Perkenalkan, hehe. Mbak saya nih adalah sosok perempuan yang berani, mandiri, tegar, dan pemurah. Bahkan kami sebagai adik-adiknya, bohong jika kami tidak merasa berhutang budi padanya. Apalagi kedua saudara laki-laki saya. Mbak saya nih, mengambil peran sebagai kepala keluarga sejak bapak menutup usia lebih dari 13 tahun yang lalu.

Tentu saja mereka ini adalah jomblo-jomblo keren versi saya dan pada sisi kekuatan mereka masing-masing. Saya belajar banyak hal dari mereka dan menjadikan sisi kekuatan mereka sebagai panutan bagi saya. Sekeren apapun jomblo-jomblo versi saya, tetep sih saya berharap mereka akan segera mengakhiri masa jomblonya. Aamiin.
Seorang jomblo yang keren, tentu akan menjadi lebih hebat jika dia menjadi seorang istri atau ibu. *uhuk!*

Oh ya, btw selamat ulang tahun TNI yang ke-70. Atraksi alutsistanya keren deh!

No comments:

Post a Comment