Thursday, October 1, 2015

Ayo, Naik Bis!

Sejak bulan September kemarin, saya mulai bekerja di tempat yang baru. Memulai pekerjaan baru setelah hampir sembilan tahun menjadi guru, sungguh luar biasa. Luar biasa menyita energi daaaan emosi (hahaha). Saya selalu membanding-bandingkan iklim kerja ketika saya jadi guru dengan saat ini. Bukannya saya tidak bersyukur, karena di satu sisi, banyak orang yang rela membayar untuk menduduki posisi saya sekarang (cieee...), tapi begitulah yang terjadi jika sekian lama kita menggeluti suatu hal, bahkan mencintainya lalu berubah haluan. Sadar atau tidak, tentu akan ada perbandingan. Oke, sebutlah itu sebagai masa adaptasi. Sampai kapan masa adaptasi itu? Let's see then...

Nah, dengan saya memulai pekerjaan baru ini, maka siklus hidup saya pun berubah sedikit (gaya, hehe). Kalau biasanya saya bermotor pergi dan pulang dari sekolah, kali ini saya menumpang bis untuk pergi dan pulang kerja. Kenapa? Emang nggak bisa kalo bermotor? Bisa aja sih, bahkan lebih hemat, tapi kalo dipikir-pikir, setiap hari bermotor selama satu jam lebih pergi pulang sungguh akan sangat melelahkan. Jika sekali waktu, saya sedang ingin bermotor, bolehlah. Lagipula, dengan menumpang bis, banyak keuntungan yang bisa didapat. Saya jadi ingat, beberapa tahun lalu, ketika saya masih duduk di bangku SMA. Waktu itu, tidak ada pilihan lain, saya memang harus menumpang bis setiap hari, dari Senin hingga Sabtu. Berangkat kurang dari jam 6 pagi dan pulang siang hari. Senang sekali saat itu karena banyak teman yang berangkat bersama-sama.

Ini adalah beberapa keuntungan menumpang bis :
  1. Mengurangi polusi udara. Bayangkan kalo sebanyak 40 orang yang bermotor setiap hari, Senin hingga Jumat beralih menjadi penumpang bis, maka udara kita akan lebih layak dan segar, kan?
  2. Kemacetan lalu lintas akan berkurang. Masih 40 orang yang tadinya bermotor, memilih untuk naik bis setiap hari, maka sebanyak 40 motor akan berkurang di jalan raya. Belum lagi kalau lebih dari 40 orang pemotor ditambah lebih banyak lagi orang yang bermobil memilih menumpang bis.   
  3. Bisa beristirahat di dalam bis. Secara pribadi, saya suka meluangkan waktu di bis untuk melakukan hal-hal yang belum saya lakukan di rumah karena harus bersegera mempersiapkan diri untuk berangkat. Jadi, selama perjalanan di dalam bis, saya bisa luangkan waktu untuk tidur jika mengantuk, tilawah jika posisi memungkinkan, dan menjawab pesan di whatsapp, BBM atau SMS.
  4. Mendapat aneka pengalaman. Ketika berada di dalam bis, bertemu dengan banyak orang yang bisa jadi berbeda setiap harinya, kadang memberikan nuansa baru di hati, melihat para penumpang lain, pengamen, pedagang asongan yang menjalani hidup dengan cara mereka masing-masing. Tidak jarang juga menambah rasa syukur atas rizki yang diberikan Allah pada saya.
  5. Belajar mengatur waktu dengan lebih bijak. Nah, ini bagian yang paling sulit. Sering kali, keadaan tidak seperti yang telah direncanakan. Misalnya, saya sudah berangkat lebih awal dari biasanya, tapi bis tidak kunjung datang, maka saya tidak akan sampai tujuan lebih pagi. Alih-alih kesal, lebih baik saya menyusun rencana untuk esok hari agar perencanaan waktunya lebih baik.
Naik bis itu menyenangkan loh, karena meski di luar macet, kita sebagai penumpang tetep bisa tidur nyenyak atau ngobrol enak, haha. 

No comments:

Post a Comment