Oh, well today is like a lucky day of mine. Sendirian di kantor hingga hampir jam sembilan itu menyebalkan di satu sisi tapi mengasikkan di sisi lain. Saya bisa foto-foto novel yang baru saya beli tanpa ada yang menyaksikan apalagi komentar. Sebagai seorang introvert, sendiri ketika melakukan hal yang agak absurd itu, asik. Anyway, why is it so hard to upload pictures in blogspot lately?
Jadi, sekitar dua pekan yang lalu, akhirnya saya nggak tahan lagi berpuasa beli novel. Berseluncur di dunia maya dan menemukan toko buku online yang ngasih diskon yang menggiurkan. Toko buku yang berjasa menyelamatkan saya dari keadaan yang lebih bokek itu adalah www.bukabuku.com.
Beberapa pekan ini, saya sering membaca blog seorang penulis di www.suamigila.com. Dari blog itu juga, saya jadi tertarik untuk membeli sebuah novel yang kemudian berbuah pembelian novel lainnya. *nangis depan laptop sambil liat isi dompet*
Novel itu berjudul, "Sabtu Bersama Bapak". Dari awal saya baca promosi novel ini di blog penulisnya, saya langsung tertarik. Di bagian belakang, terdapat kutipan dari isi novel. Percakapan seorang ayah dengan dua anak laki-lakinya. Hangat namun berwibawa.
Novel ini bercerita tentang Ibu Itje yang berjuang bersama kedua anaknya untuk menghadapi dunia dengan "didampingi" sang bapak melalui pesan-pesan keren darinya. Pesan-pesan dari bapak ini telah dipersiapkan agar bapak tetap bisa mendampingi anak-anaknya, Satya dan Cakra menghadapi dunia dan menjadi orang-orang yang sukses meski tak lagi bersama. Begitu pun, bapak tetap membersamai mamah alias Bu Itje. Pesan-pesan bapak selalu ditonton bersama pada hari Sabtu. Jadilah hari Sabtu adalah hari yang paling dinantikan di antara deretan hari lain.
Di kata sambutannya, Adhitya Mulya sang penulis, mengatakan bahwa sejauh ini, "Sabtu Bersama Bapak" adalah novel yang paling dekat dengan hatinya. Dalam novel ini, bapak memberi pesan-pesan sesuai fase kehidupan Satya dan Cakra. Ada pesan bapak untuk Satya dan Cakra ketika mereka masih kecil, remaja, dewasa, menjelang pernikahan hingga how to be a good husband and father. Tokoh bapak ini didesain sebagai well-planned person. Beberapa peristiwa yang diceritakan oleh penulis, pernah saya baca juga di blognya. Jadi, beberapa kejadian, mungkin (mungkin loh ya..) berdasarkan kisah pribadi penulisnya.
Gaya bahasa novel ini ringan dan hangat. Tidak ada kata-kata yang ketika membacanya saya harus mengernyitkan dahi atau membuka aplikasi KBBI atau dictionary. Semuanya dapat dengan mudah dicerna dan mengena di hati.
Must read book bukan hanya untuk para lelaki yang berstatus suami dan ayah atau one day akan jadi suami dan ayah tapi juga buat para perempuan. Toh, menjadi seorang yang well-planned kan tanggung jawab semua orang. Dalam novel ini, bapak banyak berpesan bagaimana merencanakan kehidupan agar tidak menyusahkan orang lain.
Saya suka sekali dengan kalimat, "Ketika kecil jangan sampai menyusahkan orang tua dan ketika tua jangan menyusahkan anak".
No comments:
Post a Comment