Perbincangan random terjadi, mulai dari kabar masing-masing, apa yang sedang dikerjakan, hingga tukin alias tunjangan kinerja. Berapa besarannya dan lain sebagainya. Teman saya malah sudah menghitung berapa yang akan kami terima nanti. Bayangkan betapa galaunya kami. Gajian saja belum terima, sudah sibuk memikirkan tukin. *sigh*
Sejak kemarin, saya lebih suka
Saya spontan nyengir dan berkomentar, "Nggak papa, Pak. Kalau habis kan nanti datang lagi."
Pak dosen nyengir, lalu saya komentar lagi, "Uang kan emang buat dihabisin, Pak." Sambil nyengir lebih lebar.
Pak dosen bilang, "Emangnya kumis, dicukur tumbuh lagi?" Saya ngakak kali ini.
Yes, lagi-lagi uang! Jadi ingat perbincangan saya dengan seorang teman. Dalam Islam, rizki dan uang itu tidak berada dalam chapter yang sama, karena rizki itu pada hakikatnya bukan sekedar uang. Kalau ada orang tua dengan anak-anak yang semuanya patuh, sehat, dan cerdas, maka itu lebih dari sekedar uang sekian juta rupiah yang dimiliki oleh pasangan lain yang bertahun menanti anak atau yang anggota keluarganya diberi ujian sakit.
Buat saya sih, setiap hari ada saja hal yang dengan mudahnya bisa disyukuri. Meski drama dalam kehidupan seakan tidak pernah berhenti dipertontonkan namun sepanjang cerita dan di akhirnya nanti akan selalu ada hikmah yang bisa dipetik.
#mendung syahdu dan geluduk
No comments:
Post a Comment