Saya masih ingat, sekitar tahun 90an, angkutan kota atau biasa disingkat angkot di kota saya, memiliki dua orang kru. Kedua kru ini adalah pengemudi dan asistennya. Pada masa itu, saya sering memperhatikan kedua kru ini ketika saya menumpang angkot. Kalau istilah jaman sekarang, kedua kru ini selalu saja memiliki chemistry yang kuat. Pun sekarang, ketika moda transportasi saya pindah ke bis antar kota antar propinsi atau bis AKAP. Chemistry diantara kedua kru bis yang saya tumpangi juga selalu kuat. Hubungan antara kedua kru angkutan ini menarik bagi saya bahkan sejak dulu.
Sering kali, pengemudi bicara ke asistennya tentang sesuatu secara sekelebat, tidak jelas terdengar atau bahkan sama sekali tidak terdengar, asistennya langsung tanggap bereaksi. Pernah di satu waktu, pengemudi bicara sesuatu entah apa, lalu sang asisten dengan sigap langsung membongkar sesuatu di balik kursi dan bilang, "Habis, ga ada lagi." Entah apa yang ditanyakan pengemudi. Tadi pagi dan ini yang paling sering saya lihat, pengemudi bicara entah apa, lalu asistennya menyodorkan sejumlah uang. Bisa untuk bayar tol, bisa juga untuk bayar tol sekalian ditukar menjadi uang receh sebagai kembalian untuk penumpang. Chemistry ini kelihatan sangat kuat terutama kalau pengemudi dan asisten cenderung pendiam. Ketika asistennya turun dari bis untuk menarik penumpang, pengemudi tahu persis kapan harus menjalankan kendaraannya meski tanpa aba-aba. Walau buru-buru, tapi asistennya tidak pernah ketinggalan, hehe.
Oh ya, saya pernah melihat juga ketika hubungan ini merenggang. Entah apa masalahnya, sepanjang perjalanan pengemudi terlihat kurang senang pada asistennya. Pengemudi terlihat kesal dan berkali-kali bicara dengan nada dan kata-kata kasar pada asisten. Hasilnya, asisten juga jadi terlihat salah tingkah. Asisten lebih suka berdiam dekat pintu belakang dan hanya sesekali ke depan.
Mereka tentu merasa saling membutuhkan. Pengemudi tidak mungkin mengambil ongkos dari penumpang atau turun dari bis untuk mengajak penumpang naik bis karena harus mengemudi. Begitu juga sebaliknya, asisten tidak mungkin mengajak penumpang naik bis serta mengambil ongkos kalau pengemudi mogok.
Hubungan ini biasa tapi sebenarnya istimewa. Chemistry yang terbangun di antara kedua profesi ini bagi saya istimewa. Suka sekali saya mengamatinya. This is one of the things that made my day.
Morning!
No comments:
Post a Comment