Saya pernah mendengar cerita tentang berbagai macam pemimpin yang memegang tampuk kepemimpinan pada zamannya masing-masing.
Dulu...
Pada suatu malam, ada seorang ibu yang memasak sesuatu dalam periuk besar yang diisi air. Ketika ibu itu memasak, anak-anaknya bertanya pada ibunya, "Bu, kapan kita makan?"
Si ibu menjawab dengan sabar, "Sebentar lagi ya, kalian tidur saja dulu, nanti kalau kalian bangun, mudah-mudahan masakan ini sudah matang."
Anak-anak yang kelaparan itu pun beranjak dan bersiap tidur.
Dari kejauhan, sang pemimpin negeri mendengar ucapan ibu itu lalu mendatangi gubuk tempat ibu dan anak-anak itu. Disapanya sang ibu dan bertanya, "Wahai Ibu, apa yang sedang kau masak?"
Ibu itu menjelaskan, "Aku sedang memasak batu, karena tidak ada lagi yang bisa kumasak."
Terkejutlah sang pemimpin. Segera ia mohon diri. Dari rumahnya, digendongnya sekarung gandum untuk diserahkan kepada ibu itu untuk dimasak. Sang pemimpin merasa sangat bersalah, bahwa di negerinya ada orang yang kelaparan.
Beliau bukan sekadar pemimpin, namun beliau juga adalah seorang pahlawan yang namanya terus harum sebagai pemimpin yang dicintai rakyatnya. Bahkan orang seluruh dunia.
Saya berharap suatu hari nanti akan ada pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyatnya. Saat ini, optimisme saya semakin terbukti. Negeri ini sudah menyaksikan bukti nyata reformasi yang digadang-gadang dulu. Ada kepala-kepala daerah yang terbukti berjuang keras memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya.
Lihatlah dunia, kami akan memiliki pemimpin negeri yang bertanggung jawab dan peduli pada rakyatnya. Merekalah pahlawan kami.
Selamat Hari Pahlawan!
No comments:
Post a Comment