Thursday, February 16, 2017

Beginilah Kami Mempersiapkannya

Sekedar berbagi mengenai persiapan pernikahan tanggal 4 September tahun lalu. Kami tidak melalui proses yang namanya pacaran, walau kami bekerja di gedung yang sama. Namun kami memutuskan untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan pernikahan by ourselves. Mulai dari cari-cari tempat, vendor katering, vendor dekorasi dsb. 

1. Tempat. 

Berhubung kami memutuskan untuk melangsungkan pernikahan tidak di rumah saya sebagai mempelai wanita karena satu dan lain hal karena memang sih dari dulu juga saya bercita-cita tidak melangsungkan akad apalagi resepsi di rumah karena terbayang repotnya bahkan hingga setelah acara berlangsung. Maka, mulailah saya hunting tempat di Cilegon yang diperkirakan masuk budget kami dan hasilnyaaa...semua penuh! Sepertinya saat itu memang musim menikah. Bahkan ada yang hingga pertengahan tahun depan. Beralihlah kami ke kota sebelah, Serangyang mana merupakan kota tempat kami bekerja. Tujuan utama adalah sebuah aula Masjid Baitush Sholihin di Jalan Bhayangkara dan alhamdulillah, pada waktu yang diinginkan tempat tersebut tersedia. Lega. Satu bisul pecah!

2. Dekorasi dsb.

Berikutnya, cari-cari dekorasi yang berkorelasi dengan kostum, make up dan sebagainya. Adik ipar menawarkan temannya yang sebenarnya sih sudah dengan harga yang bagus, tapi berhubung ada yang menawarkan dengan harga yang lebih murah, maka pakailah yang terakhir. Pertimbangannya, dekorasi bukanlah hal yang vital. Lebih baik menghabiskan lebih banyak dana untuk katering dan makanan lain. Pilihan yang pada akhirnya tidak kami sesali walau sejujurnya, saya kurang puas dengan vendor dekorasi ini karena di tengah-tengah menjelang hari-H, banyak inkonsistensi. Beberapa item yang telah disepakati di awal kemudian dikurangi. Kecewa sih tapi mau bagaimana lagi, uang muka sudah disetorkan dan saya sudah terlanjur ga enak sama teman yang menghubungkan. Ya sudah, lanjut walau dengan perasaan kurang sreg. 

3. Katering

Bagian ini yang paling memuaskan. Kami menggunakan jasa Prima Catering. Ini ternyata adalah kateringnya Dharma Wanita RS. Krakatau Medika. Mas marketingnya ramah dan informatif. Sejak awal saya hubungi via WhatsApp, beliau selalu bersegera membalas dan menjawab lebih dari yang saya butuhkan. Pokoknya kesan pertama begitu meyakinkan deh. Harga yang ditawarkan juga pas ga mahal-mahal. Setelah saya komunikasikan dengan calon (waktu itu), beliau pun ga keberatan. Apalagi, si mas marketing juga menawarkan kalau sebagian pembayaran bisa dilakukan setelah acara. Mengenai lokasi, pihak katering juga tidak berkeberatan untuk mengantar ke Serang. Alhamdulillah. Ketika menjelang pernikahan, dekorasi katering ini juga cantik dan lebih cepat selesai dibanding dekorasi utamanya. Pendek kata, pelayanan katering ini sangat memuaskan. Saya masih nyimpan kontak si mas marketing kalau-kalau ada yang butuh.

4. Souvenir

Ini printilan yang mau ga mau harus ada. Saya cari souvenir ini di Tokopedia dan hasilnya banyak sekali pilihan. Barangnya lucu-lucu, murah, dan menarik. Kami memutuskan menyiapkan souvenir berupa kipas kertas dan sedikit sisa souvenir dari pengajian di rumah berupa taplak meja plastik. Ini hanya semacam formalitas sebenarnya tapi lega aja ketika semua hal telah siap.

5. Undangan

Saya ga terlalu banyak campur tangan urusan ini. Kami memesan di salah satu teman yang memiliki percetakan. Setelah beberapa kali revisi, menjelang hari-H, jadilah surat undangan dan siap sebar.

6. KUA

Pernikahan kami dilangsungkan di Serang, maka kami berdua statusnya numpang nikah. Saya agak lupa, apa saja yang dibutuhkan untuk mengurus surat numpang nikah, tapi alurnya saya ke Pak RT atau perwakilannya untuk mengurus surat pengantar. Disini saya ga pake berkas sama sekali. Bawa diri aja, apalagi perwakilan RT waktu itu adalah orang tua murid saya. Malam itu juga, surat pengantar langsung jadi dan besoknya saya bawa ke kantor Kelurahan untuk dibuatkan pernyataaan bahwa saya adalah warga kelurahan tersebut dan masih perawan (ihiy!) alias belum pernah menikah. Gratis! Berkas yang saya bawa, surat pengantar dari RT, fotokopi KTP, KK, dan foto kalo ga salah. Nah, dari sini saya lanjut ke KUA. Karena sudah siang, pejabat yang menandatangani sudah pulang, jadi saya mesti kembali besoknya. Hari esoknya, ketika saya kembali, surat sudah jadi, tapi saya mesti menunggu kepala KUA untuk diajak "ngobrol". Singkat cerita, beres aja ya. Tinggal ngurus surat nikah di KUA tempat nikah. Ini mah urusan calon saya.

Begitulah pengalaman saya dalam mempersiapkan pernikahan kami yang mudah-mudahan sekali seumur hidup. Semoga bermanfaat terutama untuk yang akan melangsungkan pernikahan di sekitar kota saya.

No comments:

Post a Comment