Ada tujuh narasumber yang super di dalamnya. Saya tidak perlu menyebutkan namanya satu persatu ya, disini saya hanya akan sharing oleh-olehnya, tidak perlu disebutkan pemberi oleh-olehnya. Mudah-mudahan bermanfaat terutama untuk para orang tua.
- Setiap anak itu unik. Jadi pembanding setiap anak ya, sebaiknya dirinya sendiri, bukan temannya, kakak atau adiknya, apalagi orang tua dan gurunya. Ini mah udah beda zaman tentunya.
- Potensi anak yang berbeda-beda, perlu disikapi dengan bervariasi pula. Misalnya, anak yang hobi berlarian kesana kemari dengan yang suka berbicara disikapi dengan berbeda pula. Ini artinya, mereka punya jenis kecerdasan yang berbeda.
- Jika respon anak terhadap sesuatu salah, maka yang perlu dilihat adalah yang memberi stimulus. Apakah stimulusnya sudah tepat? Biasanya anak hanya akan bereaksi sesuai stimulus awal yang telah dipersepsinya.
- Hargai anak, sekecil apapun prestasi yang dibuatnya. Ketika seorang anak membantu ibunya mencuci piring dan hasilnya sebutlah kurang bersih, pujilah dulu, baru beritahukan kekurangannya. “Wah, rajinnya Adek, bantu ibu. Nih, nanti kalo masih ada sabunnya, dikasih air lagi ya…”
- Perhatian dan kasih sayang orang tua berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Klise ya? Tapi praktiknya tidak mudah. Banyak anak yang merasa lebih dekat dengan pekerja rumah tangganya dibandingkan dengan ibu atau bapaknya sendiri. Ditinggal dua hari sama mbaknya kelimpungan, padahal ditinggal orang tuanya berminggu2, biasa saja.
- Dengarkan anak. Saya punya siswa yang senang sekali bercerita pada teman dan gurunya (termasuk saya), namun tidak pernah bercerita sedikit pun pada orang tuanya di rumah. Selidik punya selidik, ternyata, ya itu, anak ini merasa tidak didengar ketika berbicara dengan orang tuanya.
No comments:
Post a Comment